Internasional

Olahraga

Hiburan

habapos | Singkil - Pulau Jejawi di Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, yang telah dinyatakan hilang tengelam saat bencana alam gempa bumi dan tsunami Desember 2004, kini sudah mulai timbul kembali kepermukaan dan mulai dimanfaatkan warga dengan menanam pohon kelapa.

Camat Pulau Banyak Barat, Hasbi di Aceh Singkil, Jumat, 8 April 2016, mengatakan, ada tiga pulau di wilayah Kepulauan Banyak yang tengelam pada saat gempa bumi dan gelombang tsunami, namun satu di antaranya sudah timbul kembali kepermukaan.

"Tiga pulau yang tengelam akibat tsunami adalah Pulau Jejawi, Pulau Maleno dan Pulau Gosong Sianje. Jadi, beberapa tahun terakhir Pulau Jejawi ini sudah timbul kembali setelah tenggelam sekitar 10 tahun lebih," katanya.

Ia mengatakan, ke tiga pulau yang tenggelam akibat gempa bumi dan gelombang tsunami tersebut tidak dihuni manusia dan hanya ditumbuhi tanaman pepohonan seperti kelapa dan pohon-pohon lainnya.

"Kalau Pulau Sianje belum timbul, namun pada saat terjadi pasang surut, pipa bor minyak milik Pertamina yang dibangun tahun 1973 di atas hamparan Pulau Sianje itu terkadang kelihatan," ujarnya.

Hasbi menyebutkan, jumlah pulau besar kecil di kawasan Kepulauan Banyak sekitar 71 pulau, namun saat gempa bumi dan gelombang tsunami, 3 pulau tenggelam.

"Jadi, sekarang jumlah pulau di kawasan gugus Kepulauan Banyak sekitar 68 pulau lagi termasuk dengan Pulau Setan. Jadi, 28 pulau masuk dalam Kecamatan Pulau Banyak Barat dan 40 pulau masuk ke wilayah Kecamatan Induk Pulau Banyak," demikian Hasbi.Sumber: antaranews.com
habapos | Aceh - Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengirimkan surat permintaan maaf kepada Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia atas tindakan pengibaran bendera Bintang Bulan di Jabal Rahmah, Arab Saudi, beberapa waktu lalu. Surat permintaan maaf bernomor 300/5709 tersebut tertanggal 1 April 2016.

Berdasarkan salinan yang diterima portalsatu.com, Jumat, 8 April 2016, surat tersebut ditujukan kepada HE. Mr. Mustafa Ibrahim Al Mubarak, selaku Dubes Arab Saudi untuk Indonesia. Dalam surat tersebut turut menyinggung tentang keberlanjutan pembicaraan Pemerintah Aceh dengan Arab Saudi yang berlangsung pada 31 Maret 2016 lalu. 

"Bahwa insiden pengibaran bendera Aceh yang dilakukan oleh warga Aceh yang sedang menjalankan ibadah Umrah di Tanah Suci Mekkah merupakan tindakan yang dilakukan secara perseorangan dan bukan perintah/anjuran dari Pemerintah Aceh," tulis Gubernur Zaini di poin a dalam surat "berjudul" permohonan maaf/ dan kerjasama tersebut.

Selanjutnya, Gubernur Zaini menuliskan, "atas insiden tersebut, Pemerintah Aceh dan seluruh rakyat Aceh menyampaikan permohonan maaf serta mengharapkan kiranya Yang Mulia Duta Besar berkenan menyampaikan permohonan maaf kami kepada Paduka Yang Mulia Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud."
Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh, Frans Dellian, membenarkan keaslian surat yang dikirimkan ke Dubes Arab Saudi ini. "Iya itu surat permohonan maaf dan asli. Isinya gubernur meminta maaf," ujar Frans ketika dihubungi portalsatu.com, Jumat, 8 April 2016.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Pase Tengku Zulkarnaini Bin Hamzah atau Tengku Ni mengibarkan bendera Aceh (bintang bulan) di Jabal Rahmah, Mekkah, Arab Saudi. Hal itu terlihat dari tujuh foto yang di-upload akun Facebook Muqaddis Agam sejak belasan jam lalu.
Amatan portalsatu.com, Rabu, 23 Maret 2016, pagi, foto profil yang ditampilkan pada akun Facebook Muqaddis Agam merupakan gambar Tengku Fakhrurrazi, adik kandung Tengku Ni.

Dari tujuh foto pengibaran bendera Aceh yang di-upload itu, salah satunya tampak Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya turut mendampingi Tengku Ni di Jabal Rahmah.

Jabal Rahmah merupakan sebuah tugu peringatan yang didirikan untuk mengenang tempat bertemunya nenek moyang manusia, Nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi. Jabal Rahmah salah satu tempat utama di Arafah yang selalu dijadikan kunjungan jemaah haji. (portalsatu.com)
HabaPos| Lhokseumawe- Ketua Mua’limin Aceh, Tgk. Zulkarnaini bin Hamzah, menyatakan, alasan dirinya mengibarkan bendera bintang bulan di Bukit Jabal Rahmah, Tanah Arab, saat melaksanakan ibadah umrah ke Mekkah, supaya bendera itu segera berkibar di Aceh. Persoalan bendera Aceh, sudah lama bergulir dan hingga kini masih dalam colling down antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Aceh.

“ Di hari terakhir umrah di Tanah Suci bersama Walikota Lhokseumawe, Tgk Zul Islamic Centre dan rombongan lainnya, saya merasa terpanggil hati untuk mengibarkan bendera bintang bulan di buket Jabal Rahmah, karena bukit itu dikenal sebagai tempat istijabah doa,”ungkap Ketua Mua’limin Aceh, Tgk. Zulkarnaini bin Hamzah, didampingi Ketua Fraksi PA Ban Sigom Aceh, M. Yasir, Jubir KPA Halem Abee, kepada sejumlah wartawan disalah satu rumah makan di Kota Lhokseumawe, usai shalat Jumat di Islamic Centre Lhokseumawe, Jum’at, 25 Maret 2016.

Dia mengatakan, semoga Allah SWT berkehendak dengan telah berkibarnya bendera Aceh di bukit Jabal Rahmah, dapat segera berkibar diseluruh pelosok Aceh. Karena Tgk Nie, juga berdoa kepada Allah, kalau ini baik maka berikan ya Allah, dan langsung saya bentangkan bendera bintang bulan disalah satu tiang bukit Jabal Rahmah.

Selain itu, Tgk Nie juga berdoa kepada Allah, supaya semua kombatan GAM yang sudah berpecah belah untuk kembali bersatu, dan perdamaian Aceh yang sudah berlangsung agar dapat berjalan secara hakiki,”ucap Tgk. Zulkarnaini bin Hamzah.

Masih menurut Tgk Nie, bendera bintang bulan itu tidak dibawa dari Aceh tapi langsung saya dibuat sendiri di tanah Arab dan ini merupakan sejarah bagi Aceh dan dunia. Karena dunia internasional dan termasuk Uni Eropa dapat melihat betapa besarnya keinginan masyarakat Aceh terhadap bendera dan lambang Aceh.

Begitu juga, tokoh politik dan pemangku kepentingan Indonesia, untuk tidak mempersoalkan tentang bendera Aceh. Dan itu sudah menjadi hak Aceh, sesuai dengan MoU Helsinki, UUPA dan tertuang dala, qanun Aceh tentang bendera dan lambang Aceh.

“Jangan permainkan kami rakyat Aceh, apa yang tidak kita berikan kepada Indonesia, sejak zaman penjajahan hingga kemerdekaan Indonesia 1945, Aceh adalah pemodal utama sehingga Indonesia bangkit, tapi sekarang apa yang dilakukan Pemerintah Indonesia terhadap Aceh,”ungkapnya. (acehbaru.com)
HabaPos | MUMBAI – Negara India ternyata memiliki jumlah orang terbanyak yang tidak memiliki akses terhadap air yang aman dan bersih. Penemuan ini dilaporkan pada laporan yang dirilis oleh WaterAid pada Selasa 22 seraya dengan perayaan Hari Air Dunia yang jatuh pada hari ini. Laporan ini berjudul “Water: At What Cost? The State of the World Water 2016”.

“Hampir 76 juta orang di India tidak memiliki akses untuk mendapatkan air yang dianggap aman (tidak kotor dan berlimbah). Hampir semua orang di sana hidup dengan uang 3 poundsterling atau Rp56 ribu per hari,” papar laporan dari WaterAid, sebagaimana dilansir dari WaterAid.org, Selasa (22/3/2016)

“Buruknya pengaturan sumber air adalah tantangan terbesar India dalam memberikan suplai air bersih kepada warganya,” tulis laporan tersebut.

Berdasarkan laporan tersebut, 5 persen dari populasi di India terpaksa untuk membeli air bersih dengan harga mahal atau menggunakan air yang gratis dan sudah terkontaminasi kotoran dari selokan dan bahan kimia.

Pada laporan tersebut, ternyata negara China menempati peringkat kedua dalam daftar negara dengan warganya yang kekurangan akses air bersih atau aman. (okezone.com)
HabaPos | AMSTERDAM - Otoritas keamanan Belanda dikabarkan langsung meningkatkan keamanan paska insiden yang terjadi di Brussels, Belgia. Sejumlah ledakan dilaporkan terjadi di ibukota Uni Eropa tersebut.
 
Patroli keamanan, dan pemeriksaan terhadap calon penumpang dan seluruh staf Bandara di seluruh Belanda dilakukan oleh otoritas keamanan. Mereka berusaha mencegah insiden Brussels tidak terjadi di Belanda.
 
Menurut kesaksaian sejumlah calon penumpang di Amsterdam Schiphol Airport, seperti dilansir Reuters pada Selasa (22/3), kehadiran polisi dan anggota militer Belanda mendadak meningkat, dan pihak Bandara telah mengumumkan adanya sejumlah penundaan penerbangan.
 
Namun, sayangnya otoritas keamanan Belanda enggan memberikan rincian mengenai langkah-langkah lebih lanjut yang diambil. Otoritas Belanda hanya mengatakan, status di seluruh Bandara di Belanda saat ini adalah substansial, satu tingkat di bawah yang tertinggi.
 
Selain di Bandara, keamanan juga diperketat di stasiun kereta di Belanda. Pihak perusahaan kereta api negara Belanda menuturkan bahwa seluruh perjalanan dari dan menuju Brussels telah ditunda atas dasar keamanan untuk batas waktu yang tidak ditentukan. (sindonews.com)
HabaPos | LOS ANGELES – Otoritas keamanan Bandara Internasional Los Angeles, Amerika Serikat (AS), sedang mencari seorang pramugari yang melarikan diri setelah ketahuan membawa 31 kilogram (kg) kokain. Pramugari itu terdeteksi membawa narkoba di bagasinya melalui alat pemeriksaan keamanan bandara. Hingga saat ini juga belum diketahui maskapai tempat pramugari tersebut bekerja.

Marshall McClain, presiden serikat yang mewakili polisi bandara, mengatakan bahwa ketika kedapatan membawa kokain, pramugari itu langsung dibawa ke area pengamanan. Tapi, pramugari tersebut secara cepat menjatuhkan tasnya, membuang sepatu yang dipakai, dan langsung melarikan diri tanpa alas kaki melewati eskalator.

Terkait kejadian ini, pihak kepolisian sudah dipanggil untuk menyelidiki ditemukannya tas yang berisi 31 kg kokain.

McClain juga mengatakan bahwa aksi pramugari membawa sejumlah narkotika di area bandara boleh jadi bukan yang pertama kali. Karena itu, ia menyerukan agar semua karyawan maskapai melakukan pemeriksaan keamanan secara teratur.

Ancaman keamanan dari "orang dalam", diduga oknum pegawai maskapai dan bandara, serta pekerja kontraktor, menjadi fokus pemeriksaan pihak Otoritas Keamanan Bandara (TSA).

Antisipasi ini setelah terjadi kasus penangkapan bagasi Delta Air Lines. Jaksa menuduh pihak oknum bandara menyelundupkan senjata, termasuk senapan AK-47 dari Atlanta ke New York, sebagaimana dikutip dari Fox News, Selasa (22/3/2016).

Pemerintah federal menyatakan bahwa tahun lalu pihaknya telah menangkap jaringan penyelundup mariyuana di Bandara Internasional Oakland, termasuk di antaranya petugas bagasi bandara.

Pada Desember 2015, penangkapan terpisah juga melibatkan otoritas bandara karena membiarkan pembawa obat-obatan melewati mesin X-ray. Pada September 2015, empat mantan petugas bagasi di Bandara San Diego juga dihukum dalam kasus penyelundupan obat terlarang.

Otoritas bandara mengatakan bahwa pengecekan penuh terhadap semua karyawan akan menghabiskan terlalu banyak biaya.

Meski demikian, pihak otoritas mendesak pihak bandara agar selalu melakukan tes acak terhadap pekerja dan selalu memperbaharui data-data karyawan.

Terkait kasus ini, TSA Administrator Peter Neffenger mengatakan, "Kami akan memberikan perhatian khusus terhadap ancaman yang berasal dari orang dalam.” (okezone.com)
HabaPos | TAIPEI - Dua buah kapal nelayan Taiwan dilaporkan ditembaki oleh kapal yang diduga merupakan kapal milik otoritas Indonesia. Aksi penembakan itu diketahui terjadi di kawasan selat Malaka.
 
Kedua kapal yang diketahui bernama Sheng Te Tsai dan Lien I Hsing No. 116 ditembaki saat melintas di selat Malaka untuk menuju Singapura. Kedua kapal itu berlayar ke Singapura untuk melakukan bongkar-pasang muatan. 
 
Pemilik Sheng Te Tsai , yang diketahui bermarga Lee, seperti dilansir Channel News Asia pada Selasa (22/3), menuturkan dirinya mendapatkan informasi dari kapten kapal yang diketahui bernama Lin Nan-yang soal penembakan itu pada pagi tadi.
 
"Dalam salah satu pesan yang dikirim dari kapal, awak kapal mengatakan mereka percaya kapal milik militer Indonesia, karena mereka melihat di atasnya kode "2804," yang biasanya hanya terlihat pada kapal resmi negara Asia Tenggara," kata Lee.
 
"Tembakan terutama ditujukan pada kokpit kedua kapal, hal ini cukup berbeda dari tembakan peringatan biasa, yang cenderung untuk menargetkan belakang kapal atau air di sekitarnya," sambungnya.
 
Lee menambahkan, bahwa ke-20 awak kapal Sheng Te Tsai tidak ada satupun yang terluka, namun kapal tersebut mengalami kerusakan. Setiadaknya ada 10 lubang peluru di badan kapal tersebut. (sindonews.com)
HabaPos | Kementerian Luar Negeri Indonesia menuturkan, sejauh ini tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam ledakan di Brussels, Belgia. Namun, Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Brussels masih terus mencari informasi terkait insiden tersebut.
 
"Hingga kini tidak ada WNI yang menjadi korban peristiwa tersebut. KBRI Brussels akan terus melakukan penelusuran dan mengamati perkembangannya. Sebagai informasi tambahan, berdasarkan data Kemlu terdapat sekitar 1.630 WNI di Brussels dan Luxemburg," bunyi siaran pers Kemlu yang diterima SIndonews pada Selasa (22/3).
 
Lokasi ledakan kedua yang menghantam stasiun metro Maelbeek diketahui berlokasi tidak jauh dari KBRI Brussels. Menurut siaran pers Kemlu, stasiun metro Maelbeek hanya berjarak enam kilometer dari KBRI.
 
Seperti dilaporkan sebelumnya, dua ledakan menghantam ruang keberangkatan Bandara Brussels. Ledakan terjadi empat hari setelah penangkapan tersangka pelaku serangan teror Paris di Brussels.
 
Sejumlah saksi mata menyebutkan, ledakan terjadi di dekat konter American Airlines di departure hall. Saksi juga menyebut, beberapa saat sebelum kejadian, sempat terdengar letupan senjata api dan sejumlah teriakan dalam bahasa Arab. Otoritas bandara telah mengamankan lokasi dan mendirikan crisis center. (sindonews.com)