Tradisi Meugang Bagi Masyarakat Aceh
Posted by: Unknown Posted date: Selasa, September 22, 2015 / comment : 0
Aceh- Dosen
FKIP Sejarah Universitas Syiah Kuala, Teuku Abdullah atau TA Sakti, mengatakan
tradisi meugang di Aceh begitu kental dan melekat dalam kehidupan masyarakat.
Ini karena tradisi ini sudah diwariskan secara turun temurun.
“Sejak
masa raja-raja terdahulu. Oleh karena itu sulit untuk dihilangkan,” kata TA
Sakti kepada portalsatu.com, Selasa 22 September 2015.
Kata
TA Sakti, pada masa raja-raja terdahulu, termasuk Sultan Iskandar Muda,
kerajaan membuat aturan khusus soal meugang. Dimana, pihak kerajaan mendata
seluruh fakir miskin dan janda untuk diberikan uang, daging serta pakaian di
satu hari jelang lebaran.
“Ini
berlaku ratusan tahun. Makanya kemudian berkembang menjadi tradisi. Seolah-olah
membeli daging dan membawa pulang ke rumah adalah kewajiban. Seorang pria Aceh
yang tak membawa pulang daging meugang akan merasa hilang marwahnya,” ujar TA
Sakti.
Usai
masa kerajaan, kata TA Sakti, minat masyarakat membeli daging saat meugang
tetap tinggi.
“Masyarakat
meuripee (patungan-red) membeli daging. Yang tidak punya uang akan membayar
usai panen padi. Yang pasti, meugang tetap berlangsung,” kata TA Sakti.
Kata
TA Sakti, demikian juga dengan saat ini. Animo masyarakat membeli daging
meugang tetap tinggi.
“Jadi
adalah hal yang wajah jika harga daging meugang tinggi di Aceh. Bagi laki-laki
Aceh, membawa pulang daging meugang ke rumah adalah marwah, walaupun harus
mengutang,” katanya. (a/portalsatu)
About Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Post
-
habapos.com | K ali ini Satelit Indonesia kembali update channel Palapa D terbaru. Sebenarnya telah ada beberapa perubahan dari daftar...
-
PRIA yang satu ini punya banyak nama panggilan. Nama lahirnya adalah Ibrahim bin Achmad, namun di kalangan pekerja pers dan beberapa ka...
-
SYAMTALIRA BAYU- Pemerintah Aceh bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara, wajib memperjuangkan almarhum Teungku Cot Plie...
-
SABTU, 30 Oktober 1976, sekitar pukul 8.30 pagi. Perahu yang ditumpangi Hasan Tiro dari Malaysia merapat di Pasi Lhok, sebuah desa ne...
-
HabaPos| Lhokseumawe- Ketua Mua’limin Aceh, Tgk. Zulkarnaini bin Hamzah, menyatakan, alasan dirinya mengibarkan bendera bintang bulan d...
-
habapos | Lhokseumawe - Ketua Umum Partai Aceh (PA), H. Muzakir Manaf kerap disapa Mualem, menanyakan sikap anggota DPRK dari Fraksi PA...
-
portal nanggroe aceh | Aceh Utara - Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara, membangun Rumah Sakit Pendidikan (RSP) di kampus utama ...
-
habapos | Aceh - Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengirimkan surat permintaan maaf kepada Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia a...
-
habapos.com | Lhokseumawe – Kursi empuk pejabat Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) Kabupaten Aceh Utara, kini mulai goyah. Be...
-
habapos.com | ACEH UTARA - Kafilah MTQ Aceh Utara, siap untuk merebut juara MTQ tingkat Aceh, ke-32 yang sedang berlangsung di Nagan Raya...