KPA Pase Desak Bentuk AMM
Posted by: Unknown Posted date: Jumat, Agustus 21, 2015 / comment : 0
"Selesaikan Soal Aceh"
portal nanggroe aceh | Aceh Utara - Untuk menyelesaikan
persoalan Aceh, sesuai dengan MoU Helsinki RI-GAM, pada 15 Agustus 2005 dan UUPA
Nomor 11 Tahun 2006, perlu diturunkan kembali tim Aceh Monitoring Mission (AMM).
Mereka berasal dari beberapa negara ASEAN dan Uni Eropa, untuk mengawal
perdamaian Aceh kedepan.
Hal itu ditegaskan Ketua Komite
Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Pase, Aceh Utara- Kota Lhokseumawe, Tgk
Zulkarnaini Bin Hamzah, kepada Rakyat Aceh, kemarin. Kata dia, lahirnya MoU itu
untuk perdamaian Aceh, terwujud setelah adanya kesepakatan antara tiga pihak. Masing-masing,
Pemerintah Republik Indonesia, Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan sebagai penengah
yakni mantan Presiden Finlandia selaku Direktur CMI (Crisis Management
Intiative) Martti Ahtisaari.
“Pimpinan GAM, RI dan Martti Ahtisaari
harus duduk kembali membahas satu dekade proses perdamaian Aceh selama sepuluh
tahun. Apa yang telah kita rasakan dan masih banyak kewenangan dan kekhususan
Aceh belum diberikan oleh Jakarta,”tegas eks Panglima Gam Wilayah Pase, akrab
disapa Tgk Nie ini.
Kata dia, Aceh Monitoring Mission
(AMM) sudah lama dibubarkan setelah semua senjata milik GAM dimusnahkan. Namun,
kini mereka harus bertanggungjawab dan terus mengawal proses perdamaian yang
sedang berlangsung di bumi serambi Mekkah. “Kami menduga Pemerintah Indonesia
masih mempermainkan Aceh, buktinya apa yang telah dijanjikan sinar semua tanpa
realisasi,”ungkap Ketua KPA/DPW PA ini.
Menurutnya, sudah tiga periode masa presiden
telah berganti di Republik Indonesia Jakarta, tapi apa yang tertuang dalam
butir MoU Helsinki dan UU Pemerintahan Aceh, belum dapat dinikmati masyarakat
Aceh. Untuk menyelesaikan itu semua, tentunya Tim AMM harus kembali ke Aceh
untuk mengevaluasi sejauhmana sudah berjalan perdamaian Aceh, apakah sudah sesuai
dengan MoU atau tidak,”cetusya.
Dia menegaskan, pihak AMM dan
pemantau Internasional lainnya jangan seperti lepas tanggungjawab terhadap
Aceh. Karena apa yang diperoleh oleh masyarakat Aceh dari hasil MoU dan UUPA
itu, masih jauh dari harapan. “Perlu diingat Aceh adalah pemodal untuk
Indonesia sejak Presiden Soekarno hingga ke SBY. Jangan permainkan hak-hak dan
kewenangan serta kekhususan Aceh,”ucapnya.
About Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Post
-
habapos.com | K ali ini Satelit Indonesia kembali update channel Palapa D terbaru. Sebenarnya telah ada beberapa perubahan dari daftar...
-
PRIA yang satu ini punya banyak nama panggilan. Nama lahirnya adalah Ibrahim bin Achmad, namun di kalangan pekerja pers dan beberapa ka...
-
SYAMTALIRA BAYU- Pemerintah Aceh bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara, wajib memperjuangkan almarhum Teungku Cot Plie...
-
SABTU, 30 Oktober 1976, sekitar pukul 8.30 pagi. Perahu yang ditumpangi Hasan Tiro dari Malaysia merapat di Pasi Lhok, sebuah desa ne...
-
HabaPos| Lhokseumawe- Ketua Mua’limin Aceh, Tgk. Zulkarnaini bin Hamzah, menyatakan, alasan dirinya mengibarkan bendera bintang bulan d...
-
habapos | Lhokseumawe - Ketua Umum Partai Aceh (PA), H. Muzakir Manaf kerap disapa Mualem, menanyakan sikap anggota DPRK dari Fraksi PA...
-
portal nanggroe aceh | Aceh Utara - Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara, membangun Rumah Sakit Pendidikan (RSP) di kampus utama ...
-
habapos | Aceh - Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengirimkan surat permintaan maaf kepada Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia a...
-
habapos.com | Lhokseumawe – Kursi empuk pejabat Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) Kabupaten Aceh Utara, kini mulai goyah. Be...
-
habapos.com | ACEH UTARA - Kafilah MTQ Aceh Utara, siap untuk merebut juara MTQ tingkat Aceh, ke-32 yang sedang berlangsung di Nagan Raya...